Rabu, 24 Maret 2010

cerpenkuu yang pertama :)

SKATEBOARD , I LOVE YOU




Hari ini adalah hari yang menentukan karena akan diadakan kegiatan rutin setiap tahun yaitu pembagian kelas. Dan tahun ini, aku sudah resmi menjadi siswa kelas 3.
“Eh fir, mudah-mudahan aja kita sekelas lagi ya..” kata Widia.
Widia itu adalah teman yang udah aku kenal sejak ak pertama masuk sekolah ini. Kami itu udah kayak perangko. Dimana ada aku, disitu ada Widia.
”Iya-iya. Semoga aja kita sekelas lagi.”, kataku.
Dan ternyata doaku dikabulkan. Aku sekelas lagi sama Widia. Uhhh,,, senangnya. Aku bisa terus bersama-sama Widia sampai kelas 3 ini.
Hmm, tapi ternyata kesenangan aku itu nggak bertahan lama. Setelah beberapa hari ngejalanin masa-masa di kelas 3 dengan duduk sama Widia, akhirnya aku dipindahin duduknya sama dia karena ketahuan oleh guru kalau kami itu suka ribut.
”Mana yang namanya Widia, Firda, sama Akbar?” kata wali kelasku, ibu Darmiati.
Sedikit penjelasan, Akbar itu temen-temen yang suka kami ajak ngobrol. Kemudian setelah wali kelasku marah-marah, aku, Widia, dan Akbar duduknya dipisahkan cukup jauh. Dan tau nggak? Aku duduk sama siapa? Aku duduk sama seorang cowok yang sama sekali belum aku kenal. Hmmm, namanya Ahmad Robbi Darmawan.
”Bu, aku nggak mau duduk sama dia!” kataku sambil melirik ke arah Robbi.
”Nggak bisa. Kamu harus duduk sama dia. Biar kamu nggak ribut lagi.” kata Bu Darmiati setengah marah.
Huh, mau digimanain lagi. Hal ini males banget ak lakuin, tapi harus tetep dilaksanain..
Awalnya aku dan Robbi itu sama-sama saling benci. Aku suka ngejekin dia, begitu juga sebaliknya. Robbi juga suka ngeledekin aku selain itu dia juga memamerkan hobinya yaitu bermain skateboard.

”Fir,, gue udah bisa gaya baru nih.” katanya sambil memain-mainkan papan skate-nya.
”Ahh,, paling juga lo cuma bisa muter-muter disini aja. Gue taruhan, lo pasti nggak bakalan bisa berseluncur di arena skate beneran.” Kataku dengan nada mengejek.
“Wes,, nantang lo ya? Gue itu udah lama tau maen skate nih. Gue udah bisa meragain banyak gaya. Gue juga ada video waktu gue lagi meragain gaya skate gue terbaru..” katanya.
“Hmmm.. Gue nggak butuh omongan. Gue butuh bukti. Mana buktinya? Nggak ada kan lo??” kataku lagi.
”Ya nggak gue bawa lah. Ngapain juga gue bawa video itu setiap hari?” katanya dengan nada sombong.
”Ok.! Gue minta lo bawa video lo yang T-O-P-B-G-T itu!!” kataku kesal.
Kulihat dari kejauhan, Robbi sudah tertawa-tawa melihat ak pergi dengan wajah kesal..
Begitulah setiap hari. Aku dan Robbi hampir setiap hari bertengkar. Tapi lama-kelamaan, aku merasakan hal yang lain dari pertengkaran kami.
”Ngapain lo liat-liat gue?” kata Robbi saat dia memergoki aku sedang menatap kearahnya.
”Ah,,hmm.. Nggak! GR banget sih lo..” kataku sedikit gugup.
”Udahlah,, ngaku aja!!” katanya sambil senyum-senyum.
Aku juga nggak tau apa yang aku rasain. Lama kelamaan, aku ngerasa ada yang lain sama hati aku.. Hmm, yahh,, mungkinn,, aku SUKA sama ROBBI.
Teman-temanku, Widia, Sakila, Cindy dan Manis sudah mulai mengetahui kalau aku menyukai Robbi.
”Lo suka ya sama Robbi?” kata Cindy.
“Hah? Hmm.. Gimana yah?” kataku gugup.
“Udah ngaku aja. Kita udah tau kok.” kata Sakila.
Aku menunduk. Air mataku sudah mulai menetes.
”Robbi udah mau nembak cewek lain. Kemaren dia ngomong sama gue.” Kataku lemas.
Memang, Robbi cerita sama aku kalau dia suka sama cewek lain.
”Udah, ntar biar kita yang nyampein perasaan lo ke Robbi.” kata Widia.
Aku nggak nyangka kalau omongan widia itu bener-bener dilakuin. Mereka berempat benar-benar menyampaikan perasaanku kepada Robbi.
”Jadi bener. Lo beneran suka sama gue?” kata Robbi.
Aku diam. Aku nggak bisa berkata apa-apa.
“Maaf,Fir. Gue sebenernya juga suka sama lo, tapi untuk saat ini gue nggak bisa sama lo!” ujarnya,
Dalam sekejap hatiku hancur. Setelah Robbi berlalu meninggalkanku, akupun langsung menangis.
Setelah kejadian itu, entah apa yang mendasarinya, aku dan keempat sahabat yang membantuku menyampaikan perasaanku ke Robbi memusuhiku. Aku juga tidak tau apa yang menyebabkan mereka seperti itu.
Dalam perasaan yang kacau karena kehilangan sahabat dan orang yang sangat aku sayang, aku hanya sendiri. Tidak ada yang menemani aku. Tetapi setelah beberapa lama, Robbi menyapaku kembali.
“Eh,Fir.. Hehe. Udah lama ya gue nggak denger ocehan lo?” katanya.
Mungkin dia tau kalo ak masih dalam keadaan sedih. Dan hebatnya lagi, tidak ada raut muka marah, kesal, ataupun jengkel. Yang ada hanya senyuman. Senyuman yang menbuatku jatuh cinta kepadanya.
”Haha. Iya juga yah. Hm,, lo nggak marah kan sama gue?” ujarku.
”Kenapa gue harus marah?” katanya sambil tersenyum.
Hari itu juga, Robbi membantuku menyelesaikan masalahku dengan sahabat-sahabatku.
”Kalian itu nggak boleh berantem. Temenan udah lama kok bisa ancur cuma gara-gara hal yang nggak jelas kayak gini.” kata Robbi kepada empat orang sahabatu.
”Gue minta maaf yah.” kataku seraya menulurkan tangan.
”Maafin kita juga ya.” ujar mereka serempak.
”Nah,gitu donk. Kan enak liatnya.” kata Robbi.
”Eh, Bi. Waktu itu kan lo janji mau nunjukin video skate lo? Mana sekarang?” kataku menagih janji..
”Hehe.. Gue lupa. Kapan-kapan aja yah aku bawain.” ujarnya sambil tertawa.
”Huuu.. dasar tukang tipu.!!” ujarku diiringi tawa lepas.
”Eh, kok sekarang lo jadi suka skateboard gini sih? Dulu kan lo anti banget sama yang namanya skateboard.” katanya heran.
”Mau tau karena apa gue suka skate?” kataku.
”Yaiyalah. Gara-gara apa?” ujarnya penasaran.
”Karena LO!!” kataku yakin.
Robbi pun tersenyum manis. Sangat maniss..

Skateboard, I LOVE YOU..





dibuatt pada tanggal 20 bulan 2 tahun 2009 !



akuu sukaa nulis , kaloo lagi adaa inspirasii :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar