Jumat, 29 Januari 2016

Selamat.

Mungkin bagi orang-orang akan terasa menyakitkan; bagaimana tidak? Disakiti berkali-kali dan kita masih berusaha untuk tetap mencoba bertahan.
Dulu, aku memang merasakan sakit yang luar biasa saat melihatmu bersama dengan orang lain – untuk kesekian kalinya. Tapi aku masih percaya dengan semua yang aku rasakan, bahwa mungkin suatu saat kau akan berubah.
Satu dua kali kau menyakitiku, mungkin itu suatu kekhilafanmu yang masih bisa kau perbaiki. Tapi jika sudah tiga bahkan empat kali? Apa itu masih bisa dibilang sebagai suatu kekhilafan?
Aku tau dunia ini tidak hanya sebatas memikirkan masalah perasaan saja. Tapi taukah kamu, bahwa orang yang sabar pun bisa berubah menjadi muak jika kau terus menerus melakukan hal yang sama kemudian pergi tanpa pertanggung jawaban.
Aku menyerah. 
Kali ini aku menyerah dengan perasaanku kepadamu. Aku sudah sangat dan terlalu lelah menghadapimu yang terus menerus menyakitiku, seolah-olah kau sengaja melakukan itu semua.
Satu pernyataan kamu yang sangat aku ingat bahwa “Wanita itu tidak seharusnya menjelek-jelekan lelaki yang sudah tidak lagi bersamanya, karena bagaimanapun kalian (wanita) membutuhkan kami (lelaki)."
Sekarang aku tau balasan dari pernyataan itu, “Mungkin memang tidak baik untuk menjelek-jelekan siapapun itu, akan tetapi bisakah kalian (lelaki) tidak bersikap semena-mena kepada wanita dan bersikap sepatutnya lelaki, seperti bertanggung jawab dan tidak lari dari kenyataan? Jika kalian (lelaki) menjawab tidak bisa, mungkin kalian belum pantas disebut lelaki. Karena kami (wanita) mempunyai perasaan yang lebih halus daripada kalian.”
Intinya sama, kita tidak akan melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan kepada kalian jika kalian memperlakukan kita dengan baik. Entah itu wanita ataupun lelaki.
Jadi, jika kalian merasa dijatuhkan, tidakkah kau pernah berpikir untuk bercermin? Apa yang sudah kau lakukan kepada orang lain sehingga mereka memperlakukanmu begitu?

Selamat berpikir :)