Senin, 25 Februari 2013

I 'miss' you (maybe)

Aku merindukannya? 
Entahlah, kali ini aku tak tau kata yang tepat yang mungkin mewaliki perasaanku.
Aku kehilangannya?
Entahlah, dia masih ada. Tapi mungkin aku bukan orang yang dicari pertama kali saat dia merasa bahagia.

Sebenarnya bukan hanya itu.
Kamu berbeda.
Dulu, aku dan kamu selalu berbagi berbagai kisah yang meluluhlantakkan hati.
Dulu, aku dan kamu selalu menyempatkan waktu untuk membicarakan hal yang kalau dipikir, bahkan itu tidak lebih penting dibandingkan melihat langit.
Dulu, aku dan kamu selalu melakukan hal yang bisa dibilang gila dan tidak masuk akal tapi kita menikmatinya.
Iya, itu dulu. Sebelum kamu menjadi seperti sekarang.

Kamu sekarang kemana?
Aku ingin kamu ada saat aku membutuhkanmu.
Aku ingin kamu tidak membatalkan janji demi orang yang baru masuk di kehidupanmu.
Aku ingin kamu tetap menjadi 'partner in crime' yang melakukan hal gila bersama.
Entahlah, kamu yang berubah. Atau aku yang menghindar.

Aku tak pernah sepuitis ini untuk kamu. Tapi kali ini, aku benar-benar merasa kehilanganmu. Apa aku berlebihan? Aku terlihat seperti wanita penyuka sesama? Demi Tuhan, aku hanya ingin temanku kembali. Kembali menjadi dia yang aku kenal. Dia yang selalu mencariku saat senang ataupun sedih, bukan mencariku hanya untuk 'tempat sampah'. 
Apa ini karena aku tidak ada seseorang, sehingga aku benar-benar merasa tersingkirkan? Apakah jika aku mempunyai seseorang, kamu juga akan merasakan hal yang sama? Semoga tidak, aku tidak ingin berubah. Aku tetaplah aku. Aku tidak ingin kamu atau mereka merasakan hal yang aku rasakan ini. Semoga...

Kamis, 14 Februari 2013

A (real) Love Letter

Dear you, someone over there...


"Hai sayang. Aku mencintaimu. Semoga kamu baik-baik saja disana.", setidaknya hanya itu yang bisa aku lakukan setiap pagi saat aku membuka mata. Ya, aku sedang tak berada didekatmu. Entah, entah kamu sedang apa disana. Entah kapan juga kita bisa dipertemukan (kembali). 

Sepertinya aku tidak akan berkata banyak, karena aku tak ingin mengganggu kesibukanmu. Ya, aku bisa mengerti keadaanmu disana seperti apa. Aku juga tidak menuntut apapun darimu. Memandangi potretmu sejenak sebelum aku terlelap dan mendengar tawamu yang jauh disana saat berbicara denganku saja rasanya sudah cukup membuatku bahagia. Sesederhana itu. Percaya atau tidak, aku merasakannya. Walaupun aku tau, saat ini aku belum bisa bersamamu. Entah kenapa, aku mempunyai keyakinan, saat yang indah itu pasti akan datang. Hanya waktu yang bisa menentukannya.

Bicara soal waktu, bila diingat sepertinya waktu jugalah yang mempertemukan kita kembali. Aku dan kamu diwaktu yang lalu adalah dua orang manusia yang mungkin tidak pernah berfikir akan bertemu kembali dan berada pada garis rasa yang sama. Ya, Tuhan memang sutradara yang sangat hebat. Pertemuan yang tidak diduga, mengarahkan kita ke dalam frekuensi yang sama. Tapi tidak semudah itu, ada hal yang rumit yang tengah membentang dijalan kita.

Jarak...

Terpisah oleh jarak, kenyataannya berdampak positif dan negatif untukku juga untukmu. Positif karena dengan jarak yang membentang, kita belajar untuk lebih bersabar, lebih menghargai sebuah proses, lebih mengerti dan menerima keadaan. Negatifnya? Mungkin sering terjadi pertengkaran yang disebabkan oleh rasa rindu yang tidak tersampaikan. Antara aku dan kamu sama-sama menjadi posesif. Ya, itulah yang terjadi saat menjalani hubungan ini. Pasti kau tau itu kan, Sayang? Tidak semua orang bisa menjalani semua ini. Kenapa? Karena kebanyakan dari mereka tidak cukup tangguh untuk bertahan dalam keadaan terpisah jarak ribuan kilometer. Tapi kita, aku percaya kita bukan bagian dari mereka.

Tidak, sebenarnya ini bukan hanya karena jarak. Ada hal lain yang lebih rumit yang sedang kita hadapi. Ya, itu tentang kita. Aku tak ingin memperjelasnya dan merusak mood-mu jika aku membahas tentang ini. Aku harap kamu sudah paham dan kita bisa saling menjaga hati masing-masing. Sampai kapan? Akupun tidak tau. Tidak ada diantara kita yang tau. Pertemuan diantara kitapun sebenarnya tidak kita bayangkan sebelumnya, bukan? Aku percaya pada takdir Tuhan. Jadi biarlah semua ini berjalan sesuai cerita yang telah Tuhan berikan untukku, untukmu, untuk kita.

Aku mengerti. Keadaan ini mungkin terlihat rumit bagi sebagian orang. Tapi semoga tidak untukku, untukmu, untuk kita. Aku menganggap, ini hanyalah cara untuk membuat aku dan kamu lebih mengerti arti sebuah proses. Saat aku menunggumu, saat aku merindukanmu, saat aku ingin bertemu denganmu, saat aku bertemu denganmu, saat aku tidak bisa menerima kenyataan, saat aku lelah dengan keadaan, semuanya. Aku mengerti. Jujur, aku tidak bisa membacamu dan akupun tak bisa merasakanmu. Kamu terasa begitu jauh. Tapi aku percaya, kamu bisa mengerti dan menjalani semua ini.

Sayang, mungkin hanya ini yang bisa aku sampaikan. Kau tau bahwa aku mencintaimu. Aku akan tetap menunggumu, aku akan menunggu waktu dimana suatu saat aku dan kamu bisa bersama-sama menjalani ini semua juga menyatukan segala perbedaan yang ada. Aku ingin membuat mereka cemburu. Ya, mereka yang tidak percaya bahwa semua ini akan berakhir bahagia. Aku akan selalu menitipkan sebuah pesan cinta kepada jarak dan tentunya padamu, Sayang :')


From me, who loved you...